Robert
Tappan Morris, (lahir November 8, 1965), adalah seorang profesor di
Massachusetts Institute of Technology, di departemen Institut Teknik Elektro
dan Ilmu Komputer. Pada November 1988, sebuah program jahat menyebar ke sekitar 6.000 mesin
komputer berbasis Unix. Komputer yang jadi korban menjadi sangat lambat dan
tidak bisa digunakan. Kerugiannya ditaksir mencapai jutaan dolar. Kejadian itu kemudian dikenang sebagai The Great Worm, istilah yang diadopsi
langsung dari istilah dalam karya-karya mitologi J.R.R. Tolkien (Lord of The
Rings; The Hobbit; dan seterusnya.). Dalam kisah Tolkien, Great Worm mengacu
pada dua naga yang menimbulkan kekacauan dan membangkitkan rasa takut di suatu
wilayah di Middle Earth.
The
Great Worm of 1988 memiliki dampak besar pada ranah cyber. Bukan hanya sebagai
worm yang awal menyebar di dunia, tapi juga karena membelalakkan mata dunia –
terutama masyarakat non-TI pada sebuah bentuk “ancaman jahat” baru.
Di
balik worm itu adalah seorang brilian bernama Robert Tappan Morris. Ketika itu
Morris masih bersekolah di Cornell University, alhasil worm itu pun dinamai
sesuai nama belakangnya: Morris Worm.Kengerian yang ditimbulkan akibat Morris
Worm diperburuk dengan tindakan yang oleh banyak kalangan dinilai berlebihan
terhadap Robert Morris. RTM, demikian ia kadang disebut, menjadi orang pertama
yang dihukum dalam Undang-Undang Computer Fraud and Abuse (Penyalahgunaan dan
Penipuan dengan Komputer).
Ia
mendapatkan hukuman tiga tahun masa percobaan dan 4.000 jam layanan masyarakat.
Selain itu, Morris juga harus membayar denda dan biaya-biaya lain yang totalnya
hingga mencapai US$ 10.000.
Mengapa
hukuman terhadap Morris dianggap berlebihan? Hal utamanya adalah bahwa Morris
tak pernah bermaksud membuat program itu menyebar dan menimbulkan kerugian.
Morris
konon membuat program itu untuk menyebar dan “mengukur” seberapa besar jaringan
internet. Worm itu bekerja dengan memanfaatkan kelemahan pada sistem Unix, termasuk
untuk menyembunyikan dirinya dan juga melakukan penggandaan diri lewat
jaringan.
Di
sisi lain, worm itu memang mengeksploitasi celah keamanan layaknya berbagai
program jahat yang saat ini marak beredar. Kemudian, ia juga disebarkan dari
kampus Massachusets Institute of Technology (MIT) untuk menutupi jejak aslinya
dari Cornell (tempat Morris).
Efek
paling dahsyat dari Morris Worm adalah kemampuannya menggandakan diri di setiap
sistem yang terinfeksi. Akibatnya, ia melakukan infeksi berulang-ulang pada
sebuah komputer hingga sang komputer tidak sanggup lagi bekerja dengan baik.
Siapakah RTM?
Kiprah
Morris di dunia akademis menunjukkan potret seorang yang cukup brilian. Sebagai
lulusan terbaik di Sekolah Menengah Atas, ia telah mencicipi tiga kampus
mentereng di Amerika Serikat. Morris pertama kali kuliah di Harvard, lalu
melanjutkan ke Cornell dan kembali ke Harvard sebelum akhirnya, hingga saat
ini, menjadi Profesor di MIT.
Meski
demikian, kisah Morris akan selalu dikaitkan dengan The Great Worm of 1988.
Halaman Wikipedia yang memuat biografinya pun lebih singkat dibandingkan
halaman yang membahas soal Morris Worm. Bersejarah
Floppy disk yang berisi source code worm buatan Morris ini dipamerkan di Museum
of Science, Boston, USA
Untuk
bisa mengintip seperti apa Morris sebenarnya, perhatian harus diarahkan pada
salah satu rekan Morris yang paling setia. Dia adalah Paul Graham, yang
bersama-sama Morris mendirikan perusahaan rintisan (startup) bernama Viaweb.
Pada
1995, Viaweb berhasil menelurkan sebuah produk piranti lunak untuk membuat toko
online. Sebuah terobosan yang menakjubkan pada masanya. Tak lama berselang,
pada 1998, Viaweb pun diakuisisi oleh Yahoo dan menjadikan pendirinya
orang-orang kaya.
Dalam
esai bertajuk Great Hackers, Paul Graham memuji kemampuan Morris dan perannya
di Viaweb. “Perusahaan yang bisa menemukan cara untuk mendapatkan Hacker Hebat
memecahkan masalah-masalah yang njlimet akan menjadi perusahaan yang sukses.
Bagaimana ini bisa terjadi?
“Salah
satu tempat hal itu sering terjadi adalah di perusahaan rintisan. Saat memulai,
kami (maksudnya Viaweb -red) sebagai startup memiliki seorang Robert Morris
pada posisi System Administrator. Kondisi ini bagaikan menyewa Rolling Stones
sebagai band penghibur dalam acara sunatan. Anda tak bisa menyewa bakat seperti
itu. Tapi orang akan rela melakukan pekerjaan rendahan untuk sebuah perusahaan
yang mereka dirikan,” tulis Paul Graham.
Kiprah di “Dunia Nyata”
Setelah
sukses dengan Viaweb, Morris mengambil gelar Doktor di Harvard dan menjadi
profesor di MIT. Baru setelah itu ia terjun kembali ke dunia startup tanpa
meninggalkan dunia akademisi. Morris bersama Graham dan dua rekan mereka
(Trevor Blackwell dan Jessica Livingston) mendirikan sebuah perusahaan modal
ventura bernama Y Combinator. Y
Combinator memberikan dana awal, nasihat, dan koneksi bagi perusahaan rintisan
di Silicon Valley. Perusahaan binaan Y Combinator yang cukup populer termasuk
Justin.tv, reddit, dan Loopt. Ide
pendirian Y Combinator berawal ketika Graham menjadi dosen tamu bidang
kewirausahaan di Harvard. Ketika itu Graham mengatakan pada para mahasiswa
untuk mencari dana awal membuat usaha dari orang-orang kaya yang mereka kenal,
terutama mereka yang sudah mendapatkan kekayaan dari teknologi. “Lalu, saya
bilang, ‘jangan dari saya’, dan mereka kelihatan kecewa dan saya merasa seperti
seseorang yang sangat brengsek,” Graham mengenang. Tak
lama kemudian, Graham dan Morris pun memutuskan untuk membuat Y Combinator.
Tujuan dari perusahaan modal ventura itu adalah menghasilkan produk-produk yang
diinginkan masyarakat dan juga menjaga keuangannya agar bisa melakukan
investasi terus, atau dicaplok oleh perusahaan lain. Program
yang dijalankan Y Combinator terbilang singkat, hanya sekitar tiga bulan.
Namun, bagi pesertanya, mendapatkan sentuhan Y Combinator adalah sesuatu yang
diidam-idamkan. Seorang alumni program itu, Phil Yuen, mengibaratkan Y
Combinator sebagai kelas akting yang digelar oleh Robert DeNiro.
“Bagaikan
Robert De Niro membuka sekolah akting. Apakah Anda mau jadi murid di sana? Anda
akan berlatih akting dengannya setiap pekan dan mungkin, di masa kelulusan,
mendapatkan peran di sebuah film Hollywood,” ujar Yuen. Selain
di Y Combinator –dan sebagai profesor di MIT– Morris juga merupakan penasihat
teknis untuk Meraki Networks. Meraki adalah perusahaan yang bergerak di bidang
akses nirkabel yang di belakangnya didanai oleh nama-nama besar seperti Google
dan Sequoia Capital.
Seakan
kontribusinya masih belum cukup, ia dan Graham saat ini sedang mengembangkan
dialek Arc untuk bahasa pemrograman Lisp. Graham melandaskan Arc pada esainya
yang bertajuk The Hundred Year Language, esai itu menggelitik pemikiran soal
bahasa pemrograman apa yang akan digunakan manusia 100 tahun yang akan datang. Meski
kiprahnya di luar worm yang legendaris itu tidaklah sedikit, nama Robert Tappan
Morris akan selalu beriringan dengan nama worm itu. Kisah The Great Worm of
1988 akan terus melekat bagai kutukan pada diri Morris. Di Boston Museum of
Science, sebuah monumen Morris Worm masih bisa disaksikan dalam bentuk sebuah
floppy disk yang berisikan source code alias kode penyusun Morris Worm. Floppy
disk tersebut disimpan dan dipamerkan dalam sebuah kotak kaca.
Data
Diri :
Nama: Robert Tappan Morris alias RTM
Lahir: 8 November 1965
Pendidikan :
- Harvard (Bachelor), Cornell (Master), dan Harvard (Ph.D)
Karir :
- Associate Professor di MIT
- Pendiri Viaweb dan Y Combinator
- Pria pertama yang jadi ‘korban’ UU Cybercrime (Computer Fraud and Abuse Act).
sumber : pemukul.blogspot.com
Nama: Robert Tappan Morris alias RTM
Lahir: 8 November 1965
Pendidikan :
- Harvard (Bachelor), Cornell (Master), dan Harvard (Ph.D)
Karir :
- Associate Professor di MIT
- Pendiri Viaweb dan Y Combinator
- Pria pertama yang jadi ‘korban’ UU Cybercrime (Computer Fraud and Abuse Act).
sumber : pemukul.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment